Tiap kali senja datang,
Aku mengingatmu diantara detik-detik perpisahan semesta.
Pada kopi yang masih menyimpan rasa,
Pada pelukan hangat yang tak bisa tergantikan lagi,
Pada senyuman yang meluluhkan dan mendamaikan hati.
Kutitipkan sebuah sajak,
Yang hanya boleh dibaca oleh engkau yang lama mengisi relung hati,
Bahwa Cintaku tak terbatas sajak dan senja ini.
(Muftia Chalida,2024)