Dua bintang yang bermuara pada takdir,
Sementara terpisah dalam langit malam lelapnya mimpi.
Dua aliran sungai yang bertemu,
Menyatu dalam rindu yang mengalir deras hingga samudera waktu tak bertepi.
Dan bila angin malam berbisik lirih,
Dua jiwa itu bersatu dalam tarian syahdu pada cinta yang tak berujung.
Semesta menjadi saksi,
Dua merpati yang bergandengan bersama terbang tinggi,
Menemukan kedamaiannya di antara langit-langit semesta,
Hingga menjadi dua purnama terindah dalam kerinduan malam.
Seperti dua pohon yang akar-akarnya menyatu erat dengan kerak bumi,
Tumbuh dalam cinta yang ditakdirkan dan digariskan Tuhan.
(Muftia Chalida: 6 Juni 2024)